Pengantar Arsitektur Banjar
Ditulis oleh Anak Sultan di/pada Maret 31, 2007
Bentuk bangunan yang ada pada masa Kerajaan Banjar menunjukkan status sosial dari penghuninya. Perbedaan jenis rumah ini dari bentuknya yang unik dan memiliki makna tertentu. Yang dimaksud dengan rumah tradisional ini adalah tipe rumah khas Banjar dengan gaya dan ukiran tersendiri, mulai sebelum tahun 1871 sampai dengan tahun 1935 (M.Idwar Saleh).
Beberapa ciri arsitektur tradisional Banjar, khususnya mengenai bangunan rumah adat yang masih ada dapat diuraikan ciri-ciri umum sebagai berikut:
- Bangunan dalam konstruksi bahan kayu, karena alam Kalimantan kaya dengan hutan pada saat itu belum dikenal adanya bahan semen.
- Rumah panggung, yaitu rumah yang didukung oleh sejumlah tiang dan tongkat yang tinggi dari kayu ulin.
- Bangunan rumah bersifat simetris, konstruksi bagian sayap kiri dan kanan rumah mirip begitu pula dengan jumlah lalungkang (jendela).
- Sebagian rumah memiliki anjung yang agak ke belakang.
- Atap rumah dari bahan kayu ulin dan ada yang dari rumbia.
- Hanya memiliki dua buah tangga, yaitu tangga depan dan belakang. Anak tangga selalu berjumlah ganjil.
- Lawang (pintu) yang menghubungkan bagian luar dan dalam hanya terdapat dua buah, yaitu pintu depan dan belakang terletak seimbang di tengah.
- Adanya tawing halat (dinding pembatas) yang terletak membatasi antara panampik basar dan palidangan. (Syamsiar Seman dan Ir.Irhamna)
Sedangkan jenis rumah dan status sosial penghuninya tercatat sebagai berikut:
- Bubungan Tinggi, sebagai bangunan istana Sultan Banjar, dihuni oleh raja beserta para pangeran.
- Gajah Baliku, bangunan yang dihuni oleh saudara-saudara raja.
- Gajah Manyusu, kediaman bagi para warit raja yaitu keturunan para Gusti.
- Balai Laki, tempat hunian para punggawa mantri dan prajurit pengawal Sultan Banjar.
- Balai Bini, bangunan khusus bagi para putri atau keluarga raja pihak wanita.
- Palimasan, bangunan untuk bendahawaran kesultanan Banjar di tempat ini tempat menyimpan kekayaan kerajaan seperti emas dan perak.
- Palimbangan, hunian bagi para pemuka agama dan para saudagar.
- Cacak Burung atau Anjung Surung, rumah bagi rakyat pada umumnya. Cacak Burung adalah istilah masyarakat Banjar untuk tanda tambah (+).
- Tadah Alas, rumah bagi rakyat pada umumnya.
- Joglo, jenis rumah bagi para Tionghoa yang mendiami kawasan Banjarmasin. Bangunan ini biasanya ikut berfungsi sebagai gudang barang dagangan.
- Lanting, tempat tinggal khusus bagi rakyat Banjar yang mendiami batang banyu (pinggir sungai) prinsip pondasinya mengambang seperti pelampung.
Kesebelas tipe rumah inilah yang mendominasi pemukiman masyarakat Banjar pada waktu itu. Saat ini beberapa jenis bangunan sudah punah, karena bentuk perumahan mengikuti perkembangan rumah modern.
http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2007/03/31/pengantar-arsitektur-banjar/
0 komentar:
Posting Komentar